Profil MA Negeri 1 Ambon
Tahun
1975, PGA Negeri Ambon yang pada waktu itu berlokasi di Desa Batu
Merah, Kota Madya Ambon, dipindahkan ke lokasi baru di Tulehu
Kecamatan Salahatu, Kabupaten Maluku Tengah sehingga Kota Ambon praktis
tidak lagi memiliki lembaga pendidikan tingkat menengah yang
berciri-khas Islam. Pada saat itu, PGA Negeri Ambon dipimpn oleh Drs.
Abdurrahman Umarella.
Pada
tahun yang sama, sebuah PGA Swasta didirikan di Desa Batu Merah, Kota
Madya Ambon, yang dipimpin oleh Drs. Usman Rumbia. Setelah beroperasi
kurang lebih lima tahun, tepatnya pada tahun 1985, lembaga ini beralih
status menjadi Madrasah Aliyah Swasta, dan lembaga inilah yang di kelak
kemudian hari menjadi embrio MA Negeri 1 Ambon.
Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Agama RI, H. Munawir Sadzali, Nomor 137
Tanggal 11 Juli 1991, MA Swasta tersebut berubah status menjadi MA
Negeri 1 Ambon dan diresmikan pada 17 Pebruari 1992 berlokasi di Jl.
Kesatrian No. 1, Batu Merah, Kotamadya Ambon yang pada saat sekarang
menjadi lokasi MI Negeri Ambon.
Tahun
1998, MA Negeri 1 Ambon yang semula berada di Jl. Kesatrian
dipindahkan ke lokasi baru di Jl. Kembang Buton Nomor 1, Kampung Wara,
Air Kuning, Ambon. Awal 1995, setelah Drs. Usman Rumbia wafat, madrasah
dipimpin oleh Pjs. Bahtiar Udjir, kemudian pada 1995 secara definitif
pucuk pimpinan diserahkan kepada Drs. Umar Masuku. Tahun 2002, pimpinan
MA Negeri 1 Ambon diserah-terimakan kepada pejabat baru, Drs. Muhammad
Shodik, mantan kepala MA Negeri 2 Ambon di Tulehu.
MA
Negeri 1 Ambon atau MAN 1 Ambon adalah satu-satunya sekolah berciri
islami di Kota Ambon yang berstatus negeri. Semula madrasah ini
disiapkan menjadi MA Keterampilan dengan konsentrasi bidang Teknologi
Pengolahan Hasil Pertanian, Reparasi Komputer, dan Menjahit. Pilot
Project MA Keterampilan ini berlangsung selama hampir lima tahun dengan
dukungan dana operasional dari Islamic Development Bank. Program ini
gagal karena tidak didukung dengan keberadaan Tenaga Instruktur Bidang
Teknis Vokasional yang dibutuhkan, disamping pilihan program yang tidak
didasarkan atas kajian yang cermat dan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kesiapan daerah, kemudian diperparah lagi dengan eskalasi konflik yang
pecah berlarut-larut terutama di Kota Ambon dan di hampir sebagian
besar wilayah Maluku.
Mulai
2003, Manajemen MA Negeri 1 Ambon melakukan reorintasi seluruh program
keterampilan setelah tidak ada lagi bantuan dana operasional
keterampilan Pemerintah Pusat. Melalui Visi Unggul dalam Prestasi,
Terpuji dalam Perilaku, Siap Berkarya di Masyarakat, program vokasional
yang selama ini dilaksanakan mengalami penyesuaian-penyesuaian
seperlunya.
Meskipun
MA Negeri 1 Ambon bukan lagi MA Keterampilan namun ciri kegiatan
vokasional tetap dijadikan basis pengelolaan sekolah melalui Program
Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Dengan bekal
pengetahuan umum, ilmu agama serta bekal keterampilan khusus yang
memadai diharapkan setiap lulusan MA Negeri 1 Ambon dapat menjadi warga
negara yang cerdas, agamis, dan produkif.
In which regions of East Java is Ludruk commonly performed? regard Telkom University
BalasHapus